بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Meneguk Kesegaran Hikmah Dari Telaga Hijrah

Meneguk Kesegaran Hikmah Dari Telaga Hijrah- Secara fisik Hijrah Rasulullah terjadi pada tahun ke 13 kenabian, bertepatan dengan tahun 622M. peristiwa inilah yang kemudian dijadikan awal perhitungan untuk menentukan tahun Islam, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, yang kita kenal selama ini adalah tahun Hijriyah.
Kata hijrah dalam Lisanul ‘Arab ini mengartikan ini sebagai keluar meninggalkan satu tempat ke tempat yang lain (). Makna ini sesuai dengan hadits nabi bahwa : orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan sesuatu yang dilarang Allah Swt.”
Shalih ibn Fauzan bin abdilah al-Fauzan membagi hijrah menjadi dua, apa saja?... yaitu yang pertama hijrah kepada Allah dan yang kedua hijrah kepada Rasulullah.
Nah kalau mau jelasnya nie,,,ya… kalau yang pertama tentang hijrah kepada Allah yaitu kita bersunguh-sungguh beribadah kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya, sedangkan yang kedua,,tentang arti dari hijrah kepada Rasulullah yaitu mengikuti semua ajarannya,, apa saja yang harus di contoh, tentunya kita mengikuti perintah Rasulullah yang di ridhoi dan kita juga menuruti semua larangan-larangan yang dilarangnya.
Jadi,, hijrah bukanlah sekedar mutasi secara fisik. Tetapi hakikatnya hijrah itu sendiri adalah suatu ujian keimanan bagi kaum muslimin, seperti harta kekayaan di dunia, dan segala hal yang mereka miliki harus di tinggalkan kecuali iman kita kepada Allah Swt, nah sebagai bukti kecintaan kaum muslimin terhadap agama yang di siarkan oleh Rasulullah seperti dalam surat al-Mumtahanah ayat 10 (“ Hai orang-orang yang beriman, apabila dating berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, Maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka, maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman, maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka, dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka, mahar yang telah mereka bayar, dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya, dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar dan hendaklah meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hokum Allah yang di tetapkannya di antara kamu, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana )
Nah, pada saat ini, ada 4 macam dimensi Hijrah, biar lebih jelasnya :
pertama nih yah,, Hijrah secara fisik, ini lebih ditunjukkan pada upaya pemeliharaan terhadap fisik kita sendiri, dan tentunya bagaimana cara kita menata lingkungan yang sehat, melakukan konservasi alam,, dan bisa juga melakukan eksplorasi sumberdaya lingkungan yang nir-eksploitasi.
Sekarang yang kedua nih,, Hijrah Sosial, maksudnya ini bisa ditunjukkan untuk menata kata dan perbuatan kita dalam berinteraksi baik dengan sesama atau bukan sesama. hijrah yang kedua ini juga sebagai suatu upaya mewujudkan salah satu sabda Rasulullah, yang bermakna: “mukmin yang baik adalah ia yang ketika orang lain berada di sampingnya merasa aman dan nyaman dari lidah (kata-kata) dan tangan (perbuatan)-nya” dari sabda rasulullah kita dapat membangun rasa kepedulian sesama umat muslim baik yang kenal ataupun baru kita kenal dengan pandangan yang melintas ataupun selewat. Ada satu hadist lagie yang memperkuatkan hijrah social ini, nah yang bermakna seperti ini “ Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain” jadi rasa tolong menolong harus ditanamkan di diri kita, ingatlah jika kita menolong sesama dengan iklas dan ridho, meskipun kita tidak mendapatkan pujian atau ucapan dari orang lain, kita janganlah bersedih karna Allah memuji kita dan kita akan mendapat karunia-Nya.
Sekarang yang Ketiga nih, Hijrah mental,, hijrah mental ini untuk mengupayakan atau mengasah kemampuan kita dalam mengendalikan pikiran kita yang bermakna mampu atau tidaknya kita mengendalikan mental kita,, karna sebagian orang pada umumnya menyatakan bahwa pikiran kita adalah pusat kehidupan kita,, ya itu bisa terjadi pada setiap orang dan kita yang bisa mengendalikan pikiran kita sendiri seperti berhijranya pesimisme menuju optimism, atau dari su’udhan (pikiran negative) menuju husnudhan (pikiran positive). Dari sifat hijrah inilah Allah berfirman dalam hadits Qudsi, seperti ini loh firmannya : “Aku adalah seperti prasangka hamba-ku kepada-ku. Arti dari firman Allah seperti ini : pikiran kita adalah persepsi terhadap apa yang kita cita-citakan selama ini.
Nih yang terakhir, tentang hijrah spiritual, hijrah spiritual ini tentunya kita menyenangi dalam melakukan ibadah dengan merasakan bahwa kita dekat dengan Allah melalui ibadah yang kita lakukan dengan penuh keiklasan. Seperti surat Ad-Dariyat ayat 50 : “Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya Aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu” maka semua perbuatan harus didasari dengan perasaan yang iklas.
Mungkin 4 macam dimensi hijrah ini yang dapat dijelaskan untuk saat ini, dan ini bisa dijadikan sebagai renungan buat kita semua pada saat ini. Semoga dimensi-dimensi hijrah ini bisa melahirkan semangat untuk selalu berupaya untuk mendekatkan diri kita kepada Allah, jika telah demikian maka Allahlah yang akan menjadi pendampingnya dalam segala hal.
Semua yang telah diuraikan di atas, ini berangkat dari sebuah motivasi. Karena motivasilah yang mendorong jiwa dan raga kita dalam berhijrah dari perbuatan yang tidak baik menjadi baik. Wallahu a’lam bi al-shawab.
“Oleh: Ucup Pathudin Almaarif, S.Sos.I (Calon Penghulu Pada KUA Gedebage)”
(Writen by chy-ucay)

Posting Komentar