بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Dinamika Sidik Jari

FIESTA DI PAGI BUTA
(Catatan buat Finger Print yang Nyentrik)


Absensi Sidik Jari KUA Gedebage
“Rempeg alias kompak”. Barangkali kata itulah yang dapat mewakili suasana kehadiran personil KUA Gedebage, ketika absensi dengan finger print diberlakukan sejak awal Juni ini.
Ada suasana lucu yang muncul secara “ujug-ujug”. Ada yang gurung gusuh tuturubun turun dari motor, tanpa menghiraukan tradisi “salaman” dengan kawan-kawan yang lain, langsung menuju Si Nyentrik, finger print.
Tegang, gemetaran, deg-degan. Ya, itulah yang dirasa ketika Si Finger Print “berteriak”: “Silakan coba lagi!”. “Wah, jangan-jangan aku ga kedetect nich?”. “Aduh aku duluan ya, sidik jarinya. Takut kesiangan!”. Hayo, siah! ‘Ga dianggap karyawan tah!”.
Itulah komentar-komentar yang diselingi dengan gelak tawa satu sama lain. Ahhh...pokoknya mirip dengan suasana fiesta (baca: pesta) yang gegap gempita.
Tapi ada juga “celetukan” yang agak nakal. “Sigahna, urang teh balik ka jaman pra sejarah, teu bisa nulis tanda tangan, anu balukarna, ngabsen ge make sidik jari”. Begitu ujarnya sambil ketawa terkekeh-kekeh. “Ehh...Ini teh bukti kalau pemerintah komitmen, bahwa fasilitas yang diberikan negara, saperti gaji jste, berbasis kinerja, tau!”. Begitu sahut yang lain.
Luar biasa. Finger print ini, sadar atau tidak, memiliki daya kejut yang luar biasa. Kenapa? Paling tidak, menurut saya, ada tiga alasan. Pertama, terkejut karena masih dalam syndrom kebiasaan jam karet, datang ke kantor terlambat dan terkesan “sakahoyong”.
Kedua, karena aga “gaptek”. Yang ini terkejut karena sesungguhnya masih belum bersahabat dengan IT. Dan terakhir, karena alasan lain di luar dua alasan ini. Hee... boleh begitu kan? Dan yang dua di tulisan ini juga, sangat mungkin kurang tepat.
Yang penting, mari tingkatkan disiplin dan kinerja. Kalau datang dan pulang tepat waktu, tapi tidak produktif, rasa-rasanya belum oke juga tuh. Dan harus dicatat, bahwa datang dan pulang tepat waktu sesungguhnya bentuk ibadah dan tanggung jawab yang luar biasa. Apalagi jika produktivitas kerjanya jempolan, lebih mantabz lagi tuch.
Selamat. Jayalah KEMENTERIAN AGAMA..!!