Kualitas ibadah manusia dapat diukur dengan tingkat istiqamahnya. Semakin istiqamah, maka semakin baik kualitas ibadahnya. Jadi bukan diukur dari banyak atau sedikitnya, tetapi diukur dari istiqamahnya.
Dengan demikin, ibadah yang sedikit jika dilaksanakan secara istiqamah, jauh lebih baik dibandingkan ibadah yang banyak tapi hanya dilakukan sekali saja.
Peribahasa mengatakan: “KHOIRUL UMUUR ADWAAMUHA WA IN QALLA”, artinya: “Sebaik-baiknya urusan adalah yang paling dawam atau paling langgeng dilaksanakannya, walaupun sedikit”.
Orang yang istiqamah melaksanakan ibadah akan mendapatkan limpahan rizqi yang banyak dari Allah Swt. Firman Allah dalam Quran Surat Jin ayat 16 yang artinya
“dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap istiqamah di atas jalan itu ibadah, benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak)”.
Perlu dipahami, bahwa ibadah bukan hanya salat, shaum, zakat, puasa, atau haji. Akan tetapi, semua aspek kehidupan adalah bernilai ibadah. Syaikh Yusuf Qaradhawi mengatakan dalam kitabnya Tarbiyyatul Islamiyyah: “Al-Hayaatu Kulluhaa Ibaadah, artinya: “Semua aspek kehidupan adalah ladang ibadah”.
Makan ibadah, tidur ibadah, ke sawah ibadah, ke kebun ibadah, ke kantor ibadah, hubungan suamu istri pun ibadah. Semuanya ibadah. Namun, semua aspek kehidupan akan jadi ibadah jika niatnya benar.
Rasulullah Saw bersabda: “Kam min ‘amalin yatashowwaru bishuuroti ‘amaalid dunya yashiru ‘amalal akhiroh bi husnin niyyat”, artinya: “banyak amal perbuatan yang tampaknya adalah perbuatan duniawi saja, tetapi nilainya menjadi perbuatan ukhrowi disebabkan niat yang baik”.
Wallaahu a’lam bish Showaab.
Posting Komentar